MediaTani -Pada 2014, peneliti Heidi Appel dan Rex Cocroft dari
University of Missouri mendapatkan suatu temuan yang mengejutkan. Ternyata,
tanaman memberikan reaksi terhadap suara kunyahan ulat pada daun-daunnya dengan
cara mengeluarkan sejumlah zat kimia pengusir serangga.
Menurut Appel, sebetulnya sudah diketahui bahwa suara-suara
mempengaruhi cara tanaman menyebarkan benih dan menyusun urutan gen tanaman,
“Tapi cara bagaimana tanaman bisa peka terhadap suara yang merambat melalui
udara masih tetap menjadi misteri.”
Tanaman diduga mempunyai strategi evolusi untuk
menyelamatkan diri. Karenanya, dua ilmuwan itu menjajal apakah tanaman dapat
menanggapi getaran-getaran kecil ketika daun-daun mereka sedang dikunyah.
Sebagai seorang ahli bioakustik, Rex Cocroft menggunakan sinar laser dan
sejumlah pita pemantul untuk merekam getaran-getaran yang disebabkan oleh ulat
yang sedang mengunyah tanaman mustard, kemudian memperdengarkan suara
rekamannya ke tanaman lain yang sejenis. Sementara itu, beberapa tanaman
lainnya yang berfungsi sebagai pembanding tidak dipaparkan pada suara getaran
(dalam keadaan sunyi) selama 2 jam.
Appel kemudian mengukur keberadaan glukosinolat, yaitu salah
satu zat kimia yang dikeluarkan oleh tanaman untuk mengusir serangga. Zat
inilah yang memberikan rasa kecut pada tanaman mustard. Hasilnya, tanaman yang
`mendengar` rekaman suara ulat mengunyah ternyata mengeluarkan lebih banyak zat
kimia tersebut ketika daun-daunnya kemudian dikunyah sungguhan. Dengan
menyuguhkan bunyi getaran-getaran kunyahan sebelumnya, tanaman pun dapat
mempersiapkan dirinya!
Menurut Appel, sistem pertahanan utama seperi ini cukup
lazim, karena “Hal ini memungkinkan tanaman untuk menghindari menghasilkan zat
kimia secara berlebihan untuk pertahanan diri sampai benar-benar diperlukan.”
Untuk memastikan bahwa tanaman tidak sembarangan bereaksi
terhadap suara, para ilmuwan itu memperdengarkan suara angin bertiup dan
nyanyian serangga. Ternyata, tanaman-tanaman itu tidak memberikan reaksi.
“Penelitian kami memberikan bukti untuk pertama kalinya tentang alasan ekologis
bagi deteksi getaran pada tanaman,” jelas Appel.
Namun, belum jelas bagaimana caranya tanaman mendeteksi
getaran-getaran dan apakah cara ini juga dilakukan oleh tanaman-tanaman lain.