Irwan Gunawan, Presiden BEM Faperta Unhas [dok: Pribadi] |
“Tantangan kita saat ini bukan lagi pada rana kebijakan politisi, tetapi petani kita butuh wawasan/pengetahuan manajemen pertanian” tutur Irwan.
Menurutnya petani Indonesia kurang mengetahui bagaimana ilmu dalam manajemen atau mengelola lahan. Saat ini sudah banyak fokus kajian di kampus-kampus pertanian tentang bagaimana mengoptimalkan produksi dari lahan pertanian akan tetapi ilmu tersebut tidak sampai ke telinga petani yang ada di pelosok desa.
“Bagaimana mengoptimalkan lahan yang tidak begitu luas bisa menghasilkan lebih banyak, input yang rendah tetapi output nya jauh lebih besar” tambahnya.
Dalam diskusi bertemakan “Optimalisasi Peran Pemuda dalam Sektor Pertanian” tersebut Irwan menekankan bahwa peran pemuda dan mahasiswa sangat dibutuhkan untuk peningkatan kapasitas kualitas Sumberdaya manusia petani. Selain itu, dia menyayangkan peran Kelompok Tani (Poktan) an Gapoktan yang tidak berjalan dengan baik, bahkan tidak memiliki andil yang besar pada kemajuan pertanian.
“Poktan dan Gapoktan bisa menjadi benteng ekonomi bagi anggotanya, sehingga beberapa kendala bisa menjadi berkurang” tandasnya.
Irwan mencontohkan harga bahan produksi pertanian akan lebih murah jika dibeli dalam jumlah yang banyak sehingga dengan optimalnya fungsi Gapoktan bisa membantu petani dalam mengakses bahan produksi yang lebih murah pula.
“Kekuatan kelompok tani akan sangat besar jika petani bahu membahu membangun kemajuan dirinya dan kelompoknya sendiri” tutupnya.
Turut pula sebagai pembicara diskusi, Ihsan Arham dari mediatani.com. Diskusi tersebut dihadiri puluhan peserta yang merupakan sejumlah aktivis Mahasiswa dari berbagai Jurusan di Fakultas Pertanian Unhas serta beberapa tokoh pemuda.
Ippang salah seorang peserta diskusi turut menyayangkan peran Institusi pendidikan yang menekankan mahasiswa untuk selesai dalam waktu yang cepat, sedangkan Ilmu yang diperolehnya belum memadai.