MediaTani.com - Sebanyak 100 desa dari 390 desa
di Kab. Malang, Jawa Timur, siap untuk dijadikan Desa Organik sesuai dengan
program Kementerian Pertanian untuk memproduksi beberapa jenis pertanian
seperti beras dan buah-buahan.
Kepala Dinas Pertanian dan
Perkebunan Kab. Malang Tomie Herawanto mengatakan pengembangan menjadikan
desa-desa yang potensial menjadi Desa Organik sebenarnya sudah ada, namun
tantangannya memang tidak mudah.
“Penyiapannya dalam bentuk
penyedian petugas untuk membuat agen hayati di setiap kecamatan,” ujar Tomie di
Malang, Senin (27/7/2015).
Seperti diberitakan, Kementerian Pertanian tengah mengembangkan
sejumlah desa organik tahuhn ini untuk memproduksi beberapa komoditas seperti
beras jenis khusus, dan buah-buahan.
Beberapa desa sudah sangat siap
untuk dijadikan sebagai Desa Organik. Contohnya di Desa Sumber Ngepuh, Kec. Lawang.Di
sana sudah ditanam padi organik di lahan seluas 100 hektare.
Produktifitas lahan juga cukup
bagus meski menggunakan sistem pertanian organik.Per hektare lahan sawah mampu
menghasilan 7,5 ton. Namun bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia,
memang produksi lebih rendah.Dengan menggunakan sistem pertanian konvensional
terpadu, seperti menggukan pola tanam, jejer legowo, produksi padi per
hektare-nya bisa mencapai di atas 10 ton lebih.
"Tapi keuntunganya, padi
organik tentu sehat karena tidak menggunakan bahan kimia baik pupuk maupun
obat-obatan,” ujarnya.
Yang membuat petani masih
bertahan, karena panen bisa empat kali dalam setahun di samping harga beras
organik lebih mahal daripada beras konvensional.Yang juga bisa dikembangkan, di
Kec. Dau. Di sana ada perkebunan jeruk organik seluas 300 hektare.Sedangkan di
Karangploso ada kluster tanaman sayuran orhanik di lahan seluas 50 hektare.
Yang menjadi hambatan untuk
membangun Desa Organik, kata Tomie, cara berfikir petani yang menganggap bahwa
bertani konvensional dengan menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia lebih
menguntungkan.Petani tidak percaya bahwa dengan menggunakan pupuk dan
obat-obatan organik tetap bisa bisa meningkatkan produksi.
Selain itu, harga dari produk
pertanian lebih tinggi bila dibandingkan produk pertanian konvensional.Karena
itulah, menurut dia, untuk merangsang petani untuk menggunakan pola tanam
organik, perlu terus ada pendampingan dari pemerintah.Selain itu perlu
perluasan produk pertanian organik sehingga petani tidak khawatir, produk yang
mereka hasilkan tidak dapat diserap pasar.“Secara konsep bagus, namun
tantangannya tidak mudah,” ujarnya.
Namun jika Kab. Malang ditunjuk
di beberapa desa dijadikan Desa Organik, maka pihaknya siap melaksanakannya
karena sudah ada langkah rintisan.Untuk menjadikan semua desa-desa pertanian
menjadi total Desa Organik, dia mengingatkan, sulit karena adanya pola pikir
yang sulit diubah tersebut.