Tanaman Jahe Gajah |
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi. Tak ada kesepakatan dari manakah tanaman jahe berasal. Sebagian berpendapat jahe berasal dari India, ada pula yang percaya tanaman dengan julukan Zingiber officinale Rosc ini berasal dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan.
Penyebaran jahe dari India termasuk komoditas rempah yang diminati ketika itu, hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, dan Timur Tengah. Tanaman ini populer pada masa kolonialisme karena efek rasa hangat dan pedas yang dihasilkan dari tanaman ini. Tanaman ini pun dengan cepat populer di Eropa.
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
Yang menarik adalah, ternyata tanaman jahe merupakan tanaman obat dan berkhasiat yang diabadikan Alquran. Jahe merupakan tanaman yang akan dijadikan campuran minuman para penghuni surga kelak. Ini seperti termaktub dalam surah al-Insan ayat 17. “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.”
Ada banyak manfaat jahe bagi kesehatan. Di antaranya Jahe berfungsi untuk mengembalikan metabolisme tubuh, memberikan efek kehangatan, penangkal masuk angin dan lainnya. Aroma dan rasanya yang khas bahkan juga kerap dijadikan sebagai pelengkap masakan. Tak heran, seperti diungkap oleh Abu Nu’aim dalam ath-Thibb an-Nabawi, Rasulullah SAW sangat suka ketika mendapatkan hadiah satu bejana jahe dari Raja Romawi.