"tingginya tingkat inflasi termasuk disebabkan oleh naiknya harga cabai dan jengkol akhir-akhir ini"
MediaTani.com - Tekanan inflasi akibat naiknya harga sejumlah komoditas bisa diatasi dengan kebijakan intensifikasi pertanian berkelanjutan tanpa mengabaikan perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya hayati.
Demikian disimpulkan dari seminar sehari bertema “Mencapai Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Pedesaan” yang dilaksanakan Conservation International (CI) bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. Kamis (27/8).
Turut memberikan sambutan pada acara tersebut Kepala Bappeda Sumut, Ansyari Lubis dan Staf Ahli bidang Pangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raja Sabrina.
Seminar itu dilaksanakan setelah diadakan evaluasi atas pelaksanaan program Sustainable Agriculture Landscape Partnership (SALP) di Kabupaten Pakpak Bharat atas kerja sama Conservation Internasional dan perusahaan agribisnis kelas dunia, Monsanto.
Sabrina menyebutkan tingginya tingkat inflasi termasuk disebabkan oleh naiknya harga cabai dan jengkol akhir-akhir ini.
Padahal, kedua komoditas tersebut bisa dihasilkan melalui optimalisasi lahan yang berdekatan dengan kawasan hutan sebagaimana dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat.
Menurutnya, kedua komoditas bisa dihasilkan di kawasan tersebut tanpa harus membuka lahan pertanian baru dengan mengurangi kawasan hutan.
Dia menilai pelaksanaan program SALP tidak saja mampu menekan inflasi, namun juga berkontribusi pada program ketahanan pangan.
Pasalnya, banyak lahan kawasan hutan yang juga bisa ditanami dengan komoditas bahan pangan seperti padi dan jagung melalui intensifikasi pertanian.
Gejolak Harga Dapat Diatasi Dengan Intensifikasi Lahan
Kamis, Agustus 27, 2015