MediaTani - Gunung Raung terus memuntahkan abu vulkanik yang terus
mengguyur permukiman penduduk di tiga wilayah terdekat, yaitu Jember,
Banyuwangi dan Bondowoso. Abu vulkanik juga telah membuat Bandara di Bali dan
Lombok sempat ditutup sebelumnya.
Di Bondowoso, ketebalan abu mencapai satu centimeter per
Senin, 13 Juli 2015. Abu itu menempel dan menutup aneka tanaman sayur milik
petani di Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso.
Purwanto, petani sayur di Kecamatan Sempol, mengaku bahwa
semua tanaman sayur yang ditanamnya sejak tiga bulan terakhir menjadi rusak
akibat terpapar abu vulkanik. Dia mengaku mengalami kerugian hingga puluhan
juta rupiah karena sayur yang rusak tak laku dijual dengan harga pasar.
“Tanaman saya rusak semua, seperti kentang, wortel, brokoli, buncis,” katanya.
Menurutnya, setiap hari semua tanaman di ladangnya disiram
air untuk menghilangkan abu yang menutup tanaman. Namun abu yang lengket
membutuhkan banyak air untuk bisa terjatuh dan hilang dari permukaan tanaman.
Intensitas hujan abu yang tergolong sering juga membuat
upaya petani membersihkan abu tak menghasilkan manfaat. Modal puluhan juta pun
raib lantaran sayur menguning dan busuk. “Modalnya saja Rp60 juta, karena
tertutup abu tanaman sayur rusak semua,” ujarnya.
Untuk menyelamatkan tanaman yang tersisa, petani pun sering
memanen lebih awal agar sayuran bisa dijual. Namun upaya itu nyaris tak
membuahkan hasil. Ladang seluas tiga hektare miliknya tak bisa mengembalikan
modal awal yang dikeluarkan untuk menanam sayuran.
Menjelang Lebaran menjadi momen panen bagi petani sayur
untuk mendulang rupiah lebih banyak ketimbang bulan-bulan lain. Harga sayuran
seperti kentang dan brokoli serta kubis kini terbilang cukup bagus di pasaran.
“Harganya sekarang sedang tinggi. Kubis bisa Rp3.000 per
kilo di kalangan petani. Kentang bisa sampai Rp7.000. Tapi kalau tanamannya
rusak harganya turun tajam,” imbuhnya.
Petani sayur di Sempol dikenal menjadi penyuplai untuk
kebutuhan sayuran di Bondowoso hingga beberapa kota besar lain seperti Malang,
Jakarta, bahkan hingga Bali dan Kalimantan. (VIVA)