MediaTani - Ratusan hektare tanaman melon di Kecamatan Undaan, Kudus
gagal panen. Kemarau panjang dan sejumlah penyakit diyakini menjadi penyebab
gagal panen. Kadinas Kalirejo, Kecamatan Undaan, Agus Haryanto, ketika
dikonfirmasi awak media, Jumat (10/7) membenarkan kejadian itu. Ditambahkannya,
puluhan hektare tanaman melon di desanya gagal panen.
”Sebagian besar milik Kelompok Tani Sidomakmur dan
Cangkringrejo, kegagalannya mencapai 50 persen dari luasan lebih 100 hektare,”
katanya. Dia menambahkan, tanaman melon milik Kelompok Tani Panderejo dan
Kadutrejo luasannya relatif kecil.
Sebagian besar petani melon tempat kami benar- benar
menangis. Hasil tanaman yang diharapkan bisa untuk menambah kebutuhan Lebaran,
gagal panen. ”Panen melon sebenarnya diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi
permintaan saat Lebaran,” katanya. Tanaman melon dan semangka di wilayah
Undaan, biasanya disiapkan untuk musim tanam ketiga (MT III) sekitar Juli ini.
Tetapi tahun ini banyak petani melon melakukan tanam lebih
awal pada akhir April lalu, dengan target bisa dipanen saat Ramadan. Selama
Ramadan kebutuhan buah segar meningkat, sehingga harga jualnya terdongkrak
naik. ”Hasil tanaman melon sebenarnya sangat ditunggu petani,” jelasnya. Salah
seorang petani, Kusnandi menyatakan, untuk biaya produksi tanam satu kotak
sawah atau sekitar 1.500 meter persegi, dibutuhkan dana sekitar Rp 5 juta.
Namun jika sukses dipanen, hasilnya bisa berlipat.”Ternyata
hasilnya seperti itu,” tandasnya. Kadinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan,
Budi Santoso, menyatakan puluhan petani melon di wilayah Kecamatan Undaan Kudus
menjerit, setelah tanaman buah yang ditarget bisa mendatangkan hasil untuk
keperluan Lebaran gagal panen. Lebih dari 50 persen tanaman melon yang berada
di hamparan ladang seluas lebih dari 200 hektare, mati terserang hama penyakit.
”Ada juga tanaman melon yang hasilnya tidak maksimal,”
jelasnya. Tanaman melon banyak ditanam petani di Undaan. Antara lain di Desa
Kalirejo sekitar 100 hektare, Kutuk (50 hektare), Berugenjang (33 hektare),
Lambangan (15 hektare), Glagahwaru (2 hektare), serta masing- masing 1 hektare
di Desa Sambung dan Terangmas.
Pihaknya banyak mendapat laporan tanaman melon mati dan
buahnya membusuk akibat terserang hama kutu yang mengandung virus. Terdapat
sekitar 50 persen tanaman melon tak bisa dinikmati hasilnya. ”Cuaca panas
membuat virus berkembang cepat,” imbuhnya.