Seorang petani mengaliri sawahnya dengan bantuan pompa air |
"Prioritasnya ke Jawa. Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur sudah kami bagi kemarin," kata Amran saat ditemui di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Timur, Sabtu 27 Juni 2015.
Rencananya pompa air ini akan disalurkan ke daerah-daerah yang curah hujannya kurang. Mulai dari Sumatera, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk daerah NTT, Amran telah mengirim 15 pompa air pada Rabu lalu, 24 Juni 2015, meski pemerintah daerah meminta 5 pompa air. Kini NTT memiliki 30 alat bantuan mesin pertanian (alsintan) yang berupa pompa air.
Amran mengatakan dampak el nino sudah diantisipasi pemerintah dengan memperbaiki irigasi sejak Januari tahun ini. Saat ini perbaikan irigasi mencapai 1 juta hektar dari total target tahun ini 1,5 juta hektar. Selain itu pemerintah juga mengantisipasi el nino dengan progam penyediaan pompa air. Menurut Amran, kekeringan ini terjadi setiap tahun. Sebanyak 180 ribu hektar wilayah di Indonesia mengalami el nino.
"Inilah fungsinya bangun infrastruktur seperti irigasi kemudian alsintan. Alsintan ini bisa mempercepat siklus pertanaman," kata Amran.
Amran menilai dampak el nino masih lemah. Musababnya, el nino yang lemah mengakibatkan puso (gagal panen) seluas 25 ribu hektar. Amran mengatakan jika pun puso mencapai 100 ribu hingga 150 ribu hektar, dampaknya masih bisa diantisipasi pemerintah. Alasannya pada periode Oktober tahun lalu hingga Maret tahun ini, luas areal tanam bertambah sebanyak 400 ribu hektar. "Tidak akan pengaruh signifikan mudah-mudahan," kata Amran.