"Kualitas bantuan benih dari pemerintah itu sangat
rendah. Benih dari pemerintah tidak bisa tumbuh, kalau pun tumbuh,
produktivitas tanaman padi sangat rendah. Kami mengharapkan pemerintah mengalihkan
bantuan itu ke alat pertanian," kata Margiono.
Menurut Margiono, petani lebih cerdas dalam memilih benih.
Saat ini, petani Kulon Progo tidak lagi menggunakan benih bantuan pemerintah.
Selain kualitasnya rendah, kata dia, bantuan benih selalu
mengalami keterlambatan. Sejak Koperasi Unit Desa (KUD) dihapus, petani
mengalami kesulitan mendapatkan benih.
"Kami berharap, KUD dihidupkan kembali karena sangat
membantu petani," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo
Bambang Tri Budi mengatakan di Kulon Progo terdapat 17 tempat penangkaran benih
kualitas super untuk varietas Ciherang, Situbagendit dan varietas unggul lain.
"Penangkaran benih padi di Kulon Progo cukup banyak.
Harapannya mampu memenuhi kebutuhan petani. Kualitas produksi benih hasil
penangkaran petani, kualitasnya jauh lebih bagus," kata Bambang.
Terkait kelangkaan benih padi beberapa waktu lalu, Bambang
mengatakan hal ini dikarenakan perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah pusat
tidak mampu memenuhi permintaan setiap kabupaten di Indonesia.
"Subsidi benih yang dialokasikan oleh pemerintah tidak
bisa dipenuhi perusahaan pemenang tender karena jumlah permintaan benih terjadi
dalam waktu bersamaan dan dalam jumlah banyak," katanya.
MUT / Antara