PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

KBK ITB; Sektor Pertanian Di Sekitar Gunung Sinabung Merugi Ratusan Milyar

Senin, April 06, 2015
MediaTani - Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih berstatus Siaga terbilang sejak meletus pada September 2013. Letusan terakhir dari Gunung setinggi 2.460 Mdpl itu terdengar pada 4 April 2015, dan belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik.

Gunung Sinabung. [Gambar: Antara]
Keluarga Besar Karo Karo Institut Teknologi Bandung (KBK ITB) melakukan riset mengenai dampak dan kerugian akibat aktivitas vulkanik gunung Sinabung. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa kerugian produksi pertanian di Kabupaten Tanah Karo adalah yang tertinggi, ditaksir mencapai angka ratusan miliar.

“Dampak bencana Gunung Sinabung pada radius 5 km meliputi 29 desa/kelurahan dari empat kecamatan sebesar Rp745 miliar. Lalu dampak pada radius 10 km yang meliputi 75 Desa/Kelurahan dari 7 Kecamatan mencapai Rp2.099 Miliar,” tutur Ketua Umum KBK ITB, Arya Mahendra Sinulingga, Minggu (5/4/2015).

Dari hasil riset tersebut, Arya menyebutkan bahwa wilayah yang terkena dampak erupsi dalam radius 5 km dan 10 km itu, memiliki hasil produksi yang berbeda-beda. Menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 ada 12 jenis komoditi tanaman pertanian basis desa dan ada 25 jenis komoditi tanaman buah serta 20 jenis komoditi tanaman sayur pada basis kecamatan di wilayah Gunung Sinabung tersebut.

“Komoditas termahal yang terkena dampak adalah, tanaman cabe, jeruk, tomat, jagung, kentang, padi, dan seterusnya,” tambahnya.

Arya menjelaskan penelitian tersebut menggunakan pendekatan dengan menghitung pusat dari kawah Gunung Sinabung Lat/Long 98.3940, 3.1690 dan sebagian lainnya sampai tingkatan desa/kelurahan yang dijadikan sebagai basis unit terkecil.

“Batas wilayah yang digunakan adalah peta spasial basis Desa/Kelurahan, Kecamatan dan pemekerannya dengan data produksi komoditas Kabupaten Karo di BPS tahun 2012 yang sebagian hanya sampai tingkat Kecamatan sehingga dipakai pendekatan luasan dampak 25%, 50%, 75% dan 100%. Lalu, harga komoditas yang digunakan adalah harga jual rata-rata sesuai data BPS,” terangnya.

Dari hasil riset tersebut arya memita agar upaya dan tindakan segera yang tepat dari pemerintah, pusat dan daerah sangat diperlukan untuk mengurangi penderitaan rakyat dalam menghadapi musibah ini. “Upaya tersebut tentu dengan dibantu oleh pihak-pihak yang berempati atas musibah ini,” pungkas Arya.
(MT/SN)