Sistem Pertanian |
MediaTani - Perum Perhutani bakal menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Pemprov Jateng untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System).
"Terkait Food Estate kita mau tidak mau ikut. Karena itu sekarang Perhutani sedang bekerja sama dengan UGM dan Pemprov Jawa Tengah untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu. Saat ini baru sampai pilot project dengan lahan 146 hektar di Jawa Tengah, nantinya akan ada lahan seluas 5.000 hektar di Jawa Tengah (untuk food estate)," jelas Dirut Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, saat ditemui wartawan Kompas Selasa (3/3/2015).
Lanjut Mustoha mengatakan, pengembangan sistem pertanian terpadu akan menggunakan beberapa konsep, di antaranya adalah zona kawasan hutan adaptif. Yang menurutnya, lahan perhutani akan diberi jarak untuk memberi ruang bagi masyarakat setempat untuk menaman tanaman holtikultura.
"Menggunakan konsep zona kawasan hutan adaptif, di mana jarak tanam yang tidak konvensional bisa 6x2 meter, bisa 10x2. Dengan memperlebar jarak tanam, masyarakat bisa manfaatkan ruang untuk menanam padi atau jagung, sehingga bisa menaikkan produktivitas," jelas Mustoha.
Selain itu, Perum Perhutani juga meneken nota kesepahaman dengan Kementerian Pertanian untuk subsidi pupuk dan benih unggul dan mengembangkan pengolahan secara mekanis melalui hand tractor.
Mustoha mengatakan Perum Perhutani siap menjadi off taker (pembeli langsung) dari petani untuk menghindari pembelian dari pengijon-pengijon. Untuk rencana ini, Perum Perhutani berencana mempunyai anggaran sebesar Rp 200 miliar.
"Perhutani akan bertindak sebagai off taker untuk food estate. Supaya menghindari pengijon-pengijon yang membeli dengan harga murah dari petani. Kita juga akan membangun gudang jika diperlukan," kata Mustoha.
"Perhutani juga mendukung ketahanan daging, baru dikembangkan dan sudah direspon positif. Karena ternyata pengusaha daging kesulitan mencari areal untuk peternakan, dimana Perhutani punya," jelas Mustoha.