Hand Tracktor bantuan pemerintah tidak ditarik melainkan didistribusikan ke wilayah lain |
"Kalimatnya (di media) ditarik ke pabrik, kami
klarifikasi, itu habiskan energi. Hentikan komentar yang tidak bermanfaat.
Traktor didistribusi ke Gapoktan bukan ditarik," ujar Amran di Kantor
Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (30/3/2015).
Amran mengakui, apa yang terjadi di Ponorogo hanyalah merupakan
konsep acara yang didesign oleh Kementerian pertanian. Dalam acara tersebut traktor yang akan diserahkan ke petani harus
dikumpulkan di satu titik agar petani dan pemerintah bersama-sama bisa melihat
langsung traktornya.
"Ponorogo itu bukan yang pertama tapi kedua terakhir.
Karena yang terakhir itu di Indramayu sebanyak 5.120 unit. Sebelumnya sudah di
Medan Sulawesi Selatan, Sumba, Kalimantan, Ngawi, Subang, Sukaharjo. Itu
formatnya sama tidak berubah," lanjutnya.
Dia juga menerangkan, hingga saat ini pemerintah telah
membagikan traktor sebanyak 30 ribu unit kepada petani. Pemberian bantuan alat
mesin pertanian (alsintan) pada 2015 merupakan bantuan tercepat di sektor
pertanian.
"Sekarang sudah dibagikan 30 ribu sampai hari ini. Ini
yang biasanya bulan 5 setelah APBN atau APBNP, kini sebagian sudah dibagi
termasuk di Ponorogo. Ini bantuan terbesar dan tercepat sepanjang sejarah
pertanian Indonesia," tandasnya.
Point utama bantahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran
Sulaiman adalah bukanlah penarikan bantuan yang terjadi, akan tetapi bantuan traktor
dari Presiden Jokowi ke kelompok tani tersebut didistribusikan ke kelompok
petani yang lain.
"Tidak ada penarikan itu. Mungkin bahasanya yang harus
diubah, bukan ditarik melainkan didistribusikan," kata Amran
Amran menjelaskan bahwa dalam kunjungannya ke berbagai
daerah, Presiden Jokowi senantiasa memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok
tani berupa ratusan bahkan ribuan unit traktor dan alat alat lainnya. Presiden Jokowi, kata Amran, berharap agar
pemberian bantuan tidak hanya di atas kertas saja, tapi harus didatangkan fisik
traktornya. (Dny/Ms)