Oleh : AL AZ ARI
(Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian UNHAS)
Dengan demikian, sangat aneh kalau ada yang berpendapat bahwa bidang pertanian, dalam hal ini jurusan agronomi bukan jurusan yang prospektif. Misalnya saja di Universitas Hasanuddin jurusan agronomi mempunyai banyak konsentrasi seperti, Arsitektur Landscap, Hortikultura, Perkebunan, Klimatologi, Bioteknologi, Pemuliaan, Ilmu Benih. Dengan demikian Agronomi atau Budidaya pertanian secara kompleks membahas ilmu pertanian, mulai dari pengelolahan sampai kepada tahap produksi. Selain itu Agronomi adalah jurusan di fakultas pertanian yang mengkaji interaksi faktor genetik faktor lingkungan yang terdiri dari faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Faktor biotik dapat terdiri dari hama, penyakti, gulma, serta tanaman yang lain; sedangkan faktor abiotik terdiri dari tanah dan iklim. Di jurusan ini mahasiswa akan mempelajari teknik perbanyakan tanaman secara konvensional maupun dengan penerapan bioteknologi, teknik pemuliaan tanaman, teknik pembibitan tanaman, pembesaran tanaman, dan teknik peningkatan hasil pertanian, dan bisa juga teknik pengolahan hasil pertanian.
Prospek Lapangan Kerja
Meskipun terkesan memiliki bidang cakupan yang sempit, yaitu bidang pertanian, lapangan kerja bagi lulusan jurusan agronomi tidak sempit seperti yang mungkin di pikirkan banyak orang. Lulusan Program Studi Agronomi banyak diserap oleh berbagai institusi, baik pemerintahan maupun swasta. Namun yang jadi pertanyaan setelah lulus dari agronomi kemana kita akan menuju?,
Saya ingin Jadi Petani.
Saat sekarang ini sangat aneh jika profesi ini tidak disebut sebagai salah satu profesi yang dapat di geluti seorang sarjana pertanian. Namun kenyataannya pada saat ini, profesi petani memang profesi yang aneh bagi seorang lulusan sarjana, walaupun "Sarjana Pertanian". Karena memang stigma masyarakat Indonesia sudah menjadikan profesi petani sebagai profesi rendahan. Padahal pertanian adalah bidang yang paling di butuhkan semua rakyat Indonesia. Pertanian adalah soal hidup atau mati, kata Bung Karno. Jika mau bekerja dengan sungguh-sungguh secara cerdas, seorang petani pasti bisa sejahtera. Terutama pada bidang penyuluhan mahasiswa pertanian sangat diharapkan mempunyai kapasitas untuk meningkatkan kompetensi petani.
Saya ingin kerja di Lembaga pemeritah
Lulusan jurusan kuliah Agronomi seperti lulusan jurusan lainnya dari fakultas pertanian tentu saja terutama mendominasi departemen pertanian, posisi mereka tidak terbatas pada departemen tersebut.Lulusan Agronomi tersebar di berbagai departemen, Bappeda, Dinas Pertamanan, Dinas Tata Kota, Kehutanan, Perkebunan, atau lembaga-lembaga penelitian yang berhubungan dengan pertanian.
Jadi Dosen
Jika berprestasi secara akademik, dosen adalah salah satu profesi yang cukup baik. Selain dosen, kita bisa menjadi guru, terutama saat sekarang ini banyak sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar yang berasal dari Pertanian.
Sektor swasta
Di sektor swasta, lulusan agronomi dapat bekerja perkebunan-perkebunan skala besar, menengah maupun kecil,perusahaan penyediaan benih, pestisida, pupuk, dan obat-obatan. Sektor swasta adalah sektor yang sangat luas yang dapat digueluti oleh lulusan agronomi.
Pada Sektor perbankan
Mungkin banyak orang berpikir antara pertanian dan bank tidak memiliki hubungan yang dekat, namun kenyataannya, bank adalah salah satu bidang yang paling dekat dengan petani. Karena banyak dari kita yang menabung di bank secara tidak langsung menjadi investor bagi dunia pertanian melalu bank. Sarjana-sarjana agronomi dapat menjadi jembatan antara dunia ekonomi dengan petani, sehingga bisa tercapai pemahaman yang cukup baik antara kedua pihak tersebut. Kenyataannya, lulusan pertanian sangat diminati oleh berbagai bank di Indonesia.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Lulusan agronomi dapat bekerja sebagai fasilitator atau pendamping masyarakat dengan bergabung atau mendirikan lembaga swadaya masyarakat. Pendamping bisa berarti menjadi orang yang memberikan penyuluhan tentang berbagai upaya peningkatan hasil produksi atau pengolahan hasil pertanian menjadi produk yang lebih bernilai. Pendanaan LSM bisa berasal dari dalam negeri seperti dana-dana CSR perusahaan-perusahaan besar, bank, atau dari lembaga-lembaga donor luar negeri.