MediaTani.com - Ditengah maraknya desas desus kekeringan dampak el nino,
petani cabe rawit di wilayah Kulonprogo Jogjakarta justru menikmati berkah
panennya. Pasalnya, di pasaran harga cabe rawit semakin pedas belakangan ini. Harga
cabe rawit di daerah tersebut menembus Rp 40.000 per kilogramnya.
Salah seorang petani Retno Suwarsih (46) menuturkan, hasil
panen cabai rawit merah miliknya dihargai cukup tinggi, yakni Rp 40.000 per
kilogram. Padahal biasanya, hasil panen cabai rawit merah hanya dihargai Rp
7.000 hingga Rp 15.000 per kilogram.
"Ini baru petik pertama. Biasanya petik kesekian kali
harga jual sudah naik lagi. Paling tinggi biasanya bisa sampai Rp 50 ribu per
kilogram," kata Retno, Senin (10/8/2015).
Meski mahal, dia mengatakan, karena cabai sudah seperti
kebutuhan pokok masyarakat, menyebabkan permintaan masyarakat tetap stabil.
Petani lain, Budi Ismanto (46) menyampaikan, selain dihargai
tinggi, kualitas hasil panen cabai pada musim tanam ini juga terbilang baik.
Sebab saat musim kemarau, tanaman cabai minim serangan hama.
"Kalau pas musim hujan, ada saja hama yang menyerang
dan sulit dikendalikan, mulai dari lalat buah hingga jamur. Sementara saat
musim kemarau, hamanya sedikit dan cenderung bisa diatasi," jelasnya.
Ismanto, petani lainnya, membenarkan bahwa panen kali ini
hasilnya cukup bagus. Pasalnya, selain harga jual tinggi, cabai hasil panen
kali ini tidak terserang hama.
"Kalau kemarau serangan hama minim. Beda kalau pas
musim hujan serangan hama tak terkendali," ujarnya.
Sementara petani cabai di Garongan, Panjatan Widodo
mengatakan, mahalnya harga cabai tidak lepas dari musim panen yang segera
berakhir. Di tingkat petani, harga cabai keriting berkisar antara
Rp30.000-Rp35.000/kg. Sedangkan cabai rawit setan sudah mencapai Rp45.000/kg.
“Setiap hari harga terus naik antara Rp500 sampai dengan
Rp1.000,” tutur petani yang juga menjadi pengepul sayuran ini.
Dia menjelaskan, karena masa panen hampir selesai, cabai
pesisir hanya bisa diproduksi hingga akhir bulan ini. Menurut dia, hasil panen
hanya sekitar 5 ton untuk satu desa, padahal saat masa panen, seorang petani
bisa memproduksi lebih dari 5 ton setiap harinya.
“Dulu memang tidak banyak yang menanam cabai setan, tapi
karena harganya bagus, kini banyak yang mencoba,” terangnya.
Naiknya harga cabai rawit merah sudah terjadi beberapa waktu
belakangan. Di pasar tradisional, harga cabai rawit merah juga melejit.
Pedagang di Pasar Wates, Tukirah, mengatakan harga cabai
rawit merah saat ini mencapai Rp60 ribu per kilogram.
"Lainnya lebih murah. Cabai merah keriting Rp 35 ribu
per kilogram, cabai hijau keriting Rp25 ribu per kilogram, sedangkan cabai
rawit hijau Rp30 ribu per kilogram," tuturnya.
Menurutnya, kenaikan harga cabai tersebut terjadi tidak
sekali waktu namun bertahap. Kenaikan harga pada pedagang satu dengan lainnya
pun tidak selalu sama.
Pedagang lainnya, Astuti mengatakan harga cabai rawit merah
yang dijualnya Rp 50 ribu per kilogram.(IA)