PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

Petani Kopi Sekitar Gunung Raung Bersiap Mengungsi

Senin, Juli 13, 2015
MediaTani.com - Puluhan petani Kopi di Dusun Sepanas, Kecamatan Sumber Wringin disiapkan untuk mengungsi sewaktu-waktu jika status Gunung Raung meningkat. Kesiapsiagaan itu mengikuti tingginya kepulan asap Gunung Raung yang mencapai 1.000 meter di atas kaldera Raung pada Minggu, 12 Juli 2015.
Petani Merawat Dan Memanen Tanaman Kopi
Ilustrasi: Petani Merawat Dan Memanen Tanaman Kopi
“Kami mengingatkan petani yang ada di blok Magersaren, di Dusun Sepanas, untuk waspada mengungsi sewaktu-waktu jika BPBD menginformasikan mereka untuk mengungsi,” kata Kepala Perhutani Bondowoso, Adi Winarno, Minggu, 12 Juli 2015.


Ia mengatakan ada sekitar 25 keluarga dengan sekitar 100 jiwa tinggal di blok Magersaren, di Dusun Sepanas. Mereka adalah petani Kopi dan Pinus yang bekerja di wilayah Perhutani. Setidaknya 40 persen di antara penghuni blok Magersaren adalah kelompok manula, yang berusia di atas 60 tahun.

“Kami simulasikan hari ini, kemana mereka harus berkumpul jika relawan dari satgas Bencana di Dusun itu telah meminta penduduk untuk mulai mengungsi. Penduduk harus mengutamakan yang berusia tua, wanita dan anak-anak. Setelah itu, jika diperbolehkan, penduduk boleh kembali untuk memindahkan atau menjenguk ternak," ujar Adi.

Dia meminta, agar warga mengikuti perintah BPBD dan meninggalkan ternak mereka jika kondisi Raung naik status. Selain itu, warga harus mempercayai satu sumber saja, agar tidak tersebar kepanikan dan kebingungan ketika evakuasi berlangsung.

"Mereka ini banyak yang memiliki ternak. Kendalanya jika ada warga yang ngeyel menetap dan memandang remeh kegawatan Raung. Penduduk harus percaya pada informasi dari petugas Satgas dari BPBD," katanya.

Petugas Perhutani juga melarang petani Kopi untuk memasuki kawasan terlarang yang berjarak nol kilometer hingga tiga kilometer dari kaldera Raung. Selama ini, penduduk sering masuk ke kawasan terlarang untuk berburu burung dan mencari kayu bakar.

Sementara, seorang petani kopi setempat Hartono mengaku sudah tak pernah masuk di kawasan terlarang sejak Raung menunjukkan gejala aktivitas yang meningkat. Meskipun, kondisi kopi ditempatnya tak tertutup abu dari Raung.

"Biasa saja, hanya hari ini asapnya kelihatan tinggi sekali, kalau kopinya tidak tertutup abu. Kami dilarang masuk ke sana," ujar dia.

Selain asap, dia juga menyebut sering mendengar suara gemuruh dari Gunung Raung ketika malam hari. Dusun Sepanas masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) 2, dengan rumah penduduk terakhir berada di radius empat kilometer dari kaldera Raung.