Area MIFEE pada era SBY. [gambar:westpapuamedia.info] |
MediaTani - Pemerintahan Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi mengambil langkah membuka lahan 1 juta hektare untuk persawahan di Merauke, Papua. Program tersebut merupakan lanjutan dari program Presiden Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono dengan tema program Merauke Integrated Food and Energy Estate.
"Pemerintah akan membangkitkan program pembukaan lahan 1 juta hektar di Merauke, Papua untuk penguatan ketersediaan pangan dan energi yang lima tahun lalu dicanangkan presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi tidak berlanjut karena tidak ada dana" ujar direktur keuangan Badan Urusan Logistik (Bulog) Iryanto Hutagaol (5/6/2015).
Iriyanto mengungkapkan bahwa program tersebut dihidupkan kembali karena tidak lepas dari kecukupan dana yang dimiliki pemerintah saat ini, terutama dari penghematan subsidi Bahan Bakar Minyak. Hal tersebut diungkapkannya dalam pertemuan di Jakarta dengan beberapa eksekutif perusahaan-perusahan asing maupun domestik yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan seperti Charoen Pokphand maupun bidang perkebunan seperti Naima Group.
"Pemerintah pusat dan pemerintah setempat sangat serius untuk mengembangkan ini. Bulog juga sudah siap. Bulog akan mengalokasikan pengeluaran modal antara lain untuk membangun warehouses dan rice mills," ujar Iryanto dalam presentasi berbahasa Inggris dalam forum terbatas baru-baru ini.
Untuk proyek Merauke estate, Bulog bertindak sebagai investor maupun off-taker, atau pihak yang membeli hasil pertanian. Dari 1 juta hektar lahan pertanian di Merauke, sekitar 25 persen akan diberikan ke sektor swasta, sementara 75 persen kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Sebagian pihak dari sekor swasta sudah ada di sana. Lahan di sana cocok untuk beras. Ini proyek yang sangat penting. Pemerintah berencana membangun proyek ini dalam waktu 3 tahun, yang meliputi pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur dasar," tambah Iryanto. Selain beras investor juga mengincar Merauke estate untuk perkebunan tebu.
"Tiga tahun waktu yang singkat tetapi memungkinkan. Proses pengadaan lahan di Papua tidak sulit seperti di Jawa yang padat penduduknya," tambah Iryanto.
Sebelumnya diberitakan bahwa Grup Medco dan Sinar Mas sudah pernah mulai melakukan investasi di Merauke untuk persiapan perkebunan tebu, yang hasilnya bisa diproses menjadi bioethanol, bahan bakar terbarukan berbasis komoditas pertanian. Tetapi karena dukungan pembangunan infrastruktur dasar seperti pelabuhan yang memadai dari pemerintah tidak ada, pihak swasta belum bisa melanjutkan investasinya.