Ilustrasi Dana Bansos |
Ketua KTN Aceh Tamiang, Hendra Vramenia didampingi Wakil Ketua KTNA Aceh Tamiang, Sugiono kepada wartawan Jumat (19/6) mengatakan, pihaknya meminta semua petani dan komponen lainnya di Aceh Tamiang agar mengawal dana tersebut sehingga penyalurannya tepat sasaran dan sesuai degan yang diharapkan. Menurutnya, program bantuan sosial itu dikucurkan pemerintah pusat dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan bangsa Indonesia.
Disamping itu pemberian Bansos juga untuk memotivasi petani dalam meningkatkan produksi kedelai guna memnuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
berdasarkan data yang diperoleh KTNA Tamiang, bansos di Aceh Tamiang adalah program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) kedelai untuk lahan seluas 6.000 ha dengan biaya Rp 1.804.000/ha dengan total anggarannya Rp 10.824.000.000. Selanjutanya program GPTT padi hibrida untuk lahan seluas 1.500 ha dengan biaya Rp 3.654.500/ha dengan total anggarannya Rp 5.481.750.000. Berikutnya program GPTT padi inbrida untuk lahan 2.000 ha dengan biaya Rp 2.960.000/ha atau total anggarannya Rp 5.920.000.000.
Sedangkan program GPPT jagung seluas 500 ha dengan biaya Rp 2.178.000/ha atau total anggarannya sebesar Rp 1.089.000.000. Kemudian, program optimasi lahan sawah seluas 5.000 ha dengan anggaran Rp 1.200.000/ha.Kata Hendra, Pemkab Aceh Tamiang juga mengucurkan program bersumber dari APBK 2015, penanaman jagung 505 ha dengan anggaran Rp 577.631.625.
Menurut Hendra, pengawalan itu penting agar tidak terjadi tumpang tindih program mengingat program baik dari APBN dan APBK terlihat mirip dan harapan kita petani dapat merasakan program tersebut untuk meningkatkan ekonomi keluarga.(md)