A. Patonangi, Peneliti Utama Lesmida |
“Kami akan bentuk Pemuda Tani untuk maksimalkan produksi pertanian”. Ujar Menteri Pertanian, Amran Sulaiman Selasa (21/4/2015).
Senada dengan itu, pada Rakornas Menteri Desa , Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan Kepala Daerah se-Indonesia di Jakarta pada tanggal 31/3/2015, Marwan Jafar meresmikan perekrutan 16.000 tenaga pendamping desa.
“Kementerian kami akan merekrut 16.000 pendamping desa dari berbagai kualifikasi yang akan disebar ke berbagai desa,” ujar Marwan dalam pidato pembukaan rakornas.
Merespon hal tersebut, Peneliti Utama dari Lesmida (Lembaga Studi Demokrasi dan Perubahan Sosial) Andi Patonangi, yang dihubungi oleh tim redaksi media tani di Jakarta mengapresiasi positif langkah dua kementerian tersebut dalam kerangka penguatan pembangunan sektor pertanian Indonesia.
Dia mengatakan bahwa dua kebijakan pemerintah tersebut penting untuk disinergikan pada level implementasi di lapangan. Sehingga visi pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran (baca : desa) dapat berhasil.
“Jika Kementerian Pertanian merekrut 5000 mahasiswa yang memiliki keterampilan untuk pendampingan petani, maka seharusnya pula Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memprioritaskan sarjana-sarjana pertanian untuk menjadi tenaga pendamping desa khususnya untuk desa yang potensi pertaniannya tinggi”
“Sinergitas pelaksanaan program ini penting. Mahasiswa pertanian dan sarjana pertanian dapat menjadi mitra petani untuk mempercepat adopsi teknologi baru pertanian dan mengisi keterbatasan tenaga penyuluh pertanian di desa” tutur Patonangi yang juga Tenaga Ahli Fraksi Hanura untuk Komisi V DPR RI ini.
Menurutnya mahasiswa dan alumni pertanian akan menjadi jembatan penghubung para petani dengan ilmu pengetahuan. Memberikan penjelasan dan informasi terbaru mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pertanian supaya petani dapat merasakan manfaat program yang ada.
Disamping itu, isu regenerasi petani di desa harus mendapat perhatian serius. Apalagi saat ini petani berusia muda disetiap daerah semakin jarang dijumpai. Bukan hanya lahan saja yang mengalami alih fungsi, tetapi profesi petani juga sudah mengalami alih profesi. “Alih fungsi lahan berbanding lurus dengan alih profesi sebagai petani,” ujarnya. (NI)