PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

Jokowi Ingin Penelitian Pertanian Tidak Gagal

Senin, April 13, 2015
Jokowi Berdialog dengan Petani saat Kampanye Pilpres. [Gambar: Tribunnews]
MediaTani - Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alam. Namun pengembangan pengelolaannya tidak sekaya luas lahan yang dimiliki. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah melalui penelitian di bidang pertanian.

Penelitian di bidang pertanian pun demikian. Penelitian bidang pertanian selalu berhasil dalam percobaan skala kecil tetapi kerap melempem ketika diimplementasikan pada tataran petani.

Hal tersebut menarik perhatian Presiden Joko Widodo. Menurutnya, di sejumlah daerah memamerkan bibit unggul penelitian di bidang pertanian dan hasilnya selalu mengagumkan berupa angka produksi jauh melebihi produksi lahan petani pada umumnya.

"Saya lihat di Subang sudah ada benih padi produksinya sampai 8-9 ton dan hasilnya betul tetapi dalam sebuah skala kecil," katanya saat memberi sambutan National Innovation Forum 2015 di Puspiptek Serpong Tangerang Selatan Banten, Senin (13/4/2015).

Presiden Jokowi mengatakan Bibit yang diberikan kepada petani terkadang kenyatannya jauh dari harapan. Produksinya pun tetap rendah, hanya berkisar 5 ton per hektare. Menurut Jokowi, masalah tersebut disebabkan karena petani tidak tahu kapan harus memupuk dan bagaimana cara bertanam, akhirnya produksi yang dihasilkan pun tak beranjak.

"Mestinya di lapangan harus didampingi, sehingga muncul betul seperti benih yang di subang tadi. Kalau dibiarkan ya hasilnya tetap lima , itulah pentingnya kesinambungan penelitian," tuturnya.

Di tempat berbeda, Jokowi mencontohkan sistem tumpangsari jagung dan pohon jati di lahan milik perhutani Blora Jawa Tengah yang telah berhasil memproduksi hingga 8 ton per hektare. Tetapi selama bertahun-tahun cuma dilakukan pada lima hektare lahan.

Presiden mengakui akan mendorong sistem tumpangsari bisa dinasionalkan di lahan sawit. Jika itu berhasil maka kebutuhan jagung bakal terpenuhi mengingat ada jutaan hektare kebun sawit yang bisa dimanfaatkan untuk tumpangsari. (IB/MT)