Bupati Kupang, Ayub Titu Eki. (sumber: Suara Pembaruan/Yosep Kellen) |
"Sejak kemarin tim teknis telah berada di lokasi bencana. Hingga tadi malam sesuai laporan tim dari lokasi bencana telah terjadi bencana alam berupa semburan lumpur dingin dan merusak lahan pertanian warga masyarakat di sekitar lokasi itu," kata Bupati Ayub Titu Eki.
Ayub Titu Eki, menjelaskan, Semburan lumpur dingin mirip kasus lumpur Lapindo itu semakin banyak sehingga menggenangi sawah, kebun, dan merusak tanaman, serta mengancam permukiman warga di sekitar lokasi kejadian. "Untuk sementara kerugian akibat bencana itu kurang lebih Rp 30 miliar," kata Ayub.
Ia mengatakan, hari ini pihaknya akan melaporkan semburan lumpur dingin di Pulau Semau ini ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. "Hal itu dilakukan agar kita sama-sama menangani bencana alam itu," jelas Ayub Tuti Eki.
Tim teknis penangan bencana alam yang dipimpin Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah kabupaten Kupang, Polres Kupang, Camat, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kupang saat ini masih berada di Desa Uiasa, Kecamatan Semau. "Sesuai data yang saya terima semburan tersebut sudah berlangsung selama dua pekan, namun laporan baru diterima pemerintah daerah pada Senin, (2/3)," papar Ayub Titu Eki.
Bupati Kupang, Ayub Titu Eki mengatakan, ketinggian semburan sekitar 1,5 meter, namun tidak tercium bau belerang. Lumpur yang menyembur dari perut bumi ini mengalir hingga radius 800 meter sehingga merusak tanaman pertanian. Akibatnya, warga resah dan takut karena mirip semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia menjelaskan, terdapat tiga titik semburan, namun dua titik mulai berkurang.Tinggal satu titik yang terletak di atas gunung, masih aktif dan terus mengeluarkan semburan lumpur dingin. Musibah itu juga mengakibatkan tanah di sekitar permukiman penduduk retak.
Retakan tanah memanjang dari pusat semburan ke arah permukiman penduduk sepanjang 500 meter dengan kedalaman berkisar satu meter.
Sebelum muncul semburan, terjadi bunyi gemuruh dari dalam tanah yang membuat warga takut, jelas Ayub Tuti Eki berdasarkan laporan tim dari lokasi kejadian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Tini Thadeus, saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, saat ini BPBD kabupaten Kupang sudah berada di lokasi bencana. Untuk perkembangan penanganan musibah itu pihaknya belum mendapat laporan tertulis dari pemerintah daerah Kabupaten Kupang.
"Memang benar ada laporan lisan dari Kalak BPBD Kabupaten Kupang terkait terjadi semburan lumpur di Pulau Semau itu. Kejadian itu tidak makan korban jiwa, hanya menghancurkan sebagian besar areal sawah tadah hujan serta tanaman pertanian dan perkebunan di sekitar lokasi semburan itu. Namun, yang pasti hari ini kami juga akan ke lokasi semburan lumpur itu,” kata Tini Thadeus.
Sumber:Suara Pembaruan