PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

Lada Putih Kaltim Resmi Jadi Varietas Nasional

Rabu, April 29, 2015
Lada Putih Asal Kaltim [dok: Disbun Kaltim]
MediaTani - Tanaman Lada Varietas Malonan 1 yang kini dikembangkan di wilayah Kalimantan Timur resmi menjadi varietas unggul nasional. Dengan capaian tersebut, Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) mengaku optimis dapat mengembalikan kejayaan lada (Piper albi Linn).

“Hal ini diketahui setelah tim penguji mengumumkan hasil sidang pelepasan varietas lada Kaltim menjadi varietas nasional pertengahan April,” kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Etnawati seperti dikutip laman setkab.go.id pada Rabu (29/4).

Etnawati menerangkan, Kaltim merupakan salah satu sentra produksi lada terbesar di Indonesia. Harga lada putih pun saat ini mencapai Rp 136 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga lada menjadi momentum yang baik dalam upaya mengembalikan kejayaan lada di daerah tersebut.

“Apalagi lada Kaltim merupakan plasma nutfah asli daerah ini yang akan diusulkan untuk dijadikan benih unggul nasional,” kata Etnawati.

Pada saat ini, Lada putih asal Kalimantan Timur pun sudah terkenal dan menembus pasar dunia. Sedangkan jenis lada lain dari Indonesia yang dikenal adalah lada putih asal Bangka (munthok white pepper) maupun lada hitam asal Lampung (Lampung black pepper).

Etnawati menyebutkan pertumbuhan produksi lada asal Kaltim tidak berjalan dengan mulus begitu saja, akan tetapi sempat menurun karena harga yang kalah bersaing dengan komoditi lainnya. Ditambah lagi banyak lahan-lahan milik petani yang beralih fungsi ke usaha pertambangan.

“Pada era tahun 1980-1990 di sepanjang jalan Samarinda – Balikpapan, terhampar kebun-kebun lada milik petani. Pelintas jalan dapat dengan mudah melihat tumbuhan perdu ini berbuah,” kata Etnawati.

Namun saat ini luasan kebun lada yang berada di pinggir jalan berkurang, karena adanya pengembangan keanekaragaman komoditi lainnya selain tanaman lada sesuai dengan potensi dan kebutuhan pangsa pasar saat itu, katanya.

“Harga penjualan tinggi, petani lada diharapkan dapat menikmati kembali penghasilan dari panen komoditi yang sempat mereka tinggalkan beberapa tahun terakhir ini, sehingga upaya mengembalikan kejayaan lada di Kaltim bukanlah hal yang mustahil,” kata Etnawati.