Hama ini menyerang pada kondisi lingkungan cuaca yang relatif panas, dan biasanya sumber investasi berasal dari tanaman sekitar maupun tanaman sebelumnya. Fase kritis serangan hama ini terjadi pada tanaman kedelai umur 6 – 11 hari. Jika pada fase tersebut lalat bibit kacang meletakkan telurnya pada keping biji atau daun pertama, maka sudah dapat dipastikan bahwa tanaman akan mati pada umur 2 - 3 MST. Kehilangan hasil akibat serangan hama ini dapat mencapai 80%, bahkan dapat terjadi puso apabila tidak ada tindakan pengendalian. Hama ini telah menyebar hampir di seluruh provinsi dan bahkan menjadi salah satu hama utama di daerah sentra produksi kedelai.
Ophiomyia phaseoli |
Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah dua hari, telur menetas dan keluar larva. Larva masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan ke dua, kemudian membuat lubang gerekan. Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang sampai ke pangkal batang hingga ke akar kemudian membentuk kepompong. Pada pertumbuhan penuh, panjang larva dapat mencapai 3,75 mm. Kepompong mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi kecokelat-cokelatan.
Selain kedelai, lalat kacang juga menyerang kacang hijau, kacang merah, kacang uci, kacang tunggak, kacang hiris, orok-orok, Vigna kosei, Phaseolus mungo, P. trilobus dan P. semierectus.
Komponen pengendalian hama lalat bibit kacang adalah: 1) Tanam serempak dengan selisih waktu kurang dari 10 hari; 2) Pergiliran tanaman; 3) Pemanfaatan mulsa jerami pada pola tanam kedelai setelah padi. Pemanfaatan mulsa jerami dapat mengurangi serangan lalat kacang hingga 75%; 4) Perlakuan benih (seed treatment) dengan pestisida (carbosulfan, fipronil) dan 5) Aplikasi insektisida (thiodicarb, dekametrin, BPMC, sipemetrin) bila populasi mencapai ambang kendali yaitu 1 imago/50 rumpun pada umur 5 – 7 hari setelah tanam (HST). (MWT/RHP/pangan.litbang.pertanian.go.id/)
Sumber: www.pangan.litbang.pertanian.go.id