PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

Mahasiswa Pertanian Universitas Nasional Galang Koin Untuk Australia

Sabtu, Februari 28, 2015
Gerakan Koin Untuk Australia oleh Mahasiswa Faperta Unas
MediaTani - Mahasiswa Fakultas pertanian Universitas Nasional (UNAS) Jakarta menggelar aksi solidaritas pengumpulan tandatangan dan koin untuk pemerintah Australia.
Aksi pengumpulan koin untuk pemerintah Australia sudah dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nasional bersama BPP ISMPI dari hari jum'at tanggal 20 Februari 2015 sampai tadi siang hari sabtu tanggal 28 Februari 2015 di Kampus Universitas Nasional.

Penyelanggaraan pengumpulan koin dan tandatangan ini dilakukan atas dasar pernyataan perdana menteri Australia Tonny Abbott tentang sumbangan yang diberikan pemerintah Australia pada bencana Tsunami Aceh 2004 silam. Pernyataan pemerintah Australia tersebut sangat mengusik ketentraman rakyat indonesia, begitu pula yang dirasakan mahasiswa pertanian UNAS hingga dilaksanakannya aksi tersebut.

Saat dikonfirmasi oleh mediatani.com, Zay Kelana salah seorang peserta mengatakan bahwa koin-koin tersebut direncanakan akan diberikan ke kedutaan beasar Australia nanti hari senin tanggal 2 Maret 2015.

"Kami akan mengantarkan koin-koin ini ke kedutaan besar Australia di Jakarta hari senin nanti" terang Zay.

Zay juga menjelaskan bahwa aksi yang akan dilaksanakan di kedutaan besar Australia rencananya akan diikuti oleh berbagai elemen, seperti mahasiswa dan ormas untuk menyuarakan sikap bahwa :

  1. Hukum di Indonesia merupakan hal mutlak untuk ditegakkan
  2. Meminta kepada pemerintah Australia untuk mencabut kalimat perdana menteri Australia terkait intervensi hukum Indonesia dan sumbangan bencana Tsunami Aceh 2004 silam
  3. Meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mencabut seluruh izin perusahaan Australia
  4. Embargo perdagangan antara Indonesia-Australia
Suasana penggalangan koin oleh mahasiswa faperta Unas
"Ini adalah sikap tegas rakyat Indonesia, karena aceh adalah bagian dari Indonesia, sehingga pernyataan perdana menteri Australia yang tidak layak diucapkan sungguh menyakiti hati rakyat Indonesia.
Apabila tuntutan ini tidak di respon maka mahasiswa yang tergabung dalam aksi ini berjanji akan melaksanakan aksi yang lebih besar lagi sampai tuntutannya dipenuhi." Tutur Zay.