PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

Gagal Wujudkan Swasembada Pangan, Menteri Pertanian Siap Mundur

Sabtu, Februari 14, 2015
Menteri Pertanian
Mediatani - Tugas Kementerian pertanian di era Joko Widodo terbilang sangat berat. Swasembada Pangan harus dikejar dan dicapai selambat-lambatnya di akhir masa jabatan. Namun yang paling mengesankan adalah menteri dan seluruh pimpinan BUMN yang terkait dengan pencapaian Swasembada pangan ini menyatakan siap untuk dicopot dari jabatannya jika gagal mencapai swasembada pangan.

[Baca:  Inilah 5 Tantangan Kementerian Pertanaian pada Era Kabinet Kerja]

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memaparkan, Indonesia kehilangan peluang menggenjot produksi pertanian 3 juta ton per tahun akibat kerusakan irigasi. Sementara penyerapan benih yang rendah menghilangkan 3,5 juta ton. Peluang yang hilang tersebut terjadi karena ada ego sektoral yang dapat menghancurkan sektor pertanian.

Tak membiarkan ego sektoral tersebut terus terjadi, Amran pun akhirnya mendatangi Direktur Utama Sang Hyang Seri langsung setelah ia menjabat sebagai menteri.

"Mungkin saya menteri pertama yang menemui Direktur. kenapa benih cuma terserah 20 persen, lalu dikatakan karena BRI yang tidak mencairkan dana lantaran neraca tidak bankable. Akhirnya saya bilang, akibat masalah ini kita bisa sengsarakan rakyat dan petani. Kalau sampai gara-gara benih menghadap ke Presiden kan dianggap tidak mampu," Papar Amran di JFSS, Jakarta, Jumat (13/2/2015).

Akhirnya setelah mencari solusi, Amran mengaku, persoalan benih yang sudah mengendap 7 bulan tuntas hanya dalam waktu 30 menit. Untuk itu, dia bersama seluruh stakeholder pertanian seperti SHS, Perum Bulog sudah berkomitmen siap menghadapi kemungkinan terburuk yaitu dicopot dari jabatannya apabila timbul kembali masalah keterlambatan penyaluran benih dan pupuk.

"Kalau pupuk dan benih terlambat lagi, manajer sampai direktur akan dicopot, saya pun siap. Ini sudah menjadi kesepakatan bersama antara Kementerian Pertanian dengan stakeholder pertanian SHS, Bulog dan lainnya," tegas Amran.