PENGUMUMAN

Website ini telah pindah alamat ke mediatani.co

Inovasi Terbaru Budidaya Bawang Merah dari UNS Solo

Rabu, Januari 21, 2015
MediaTani.com - Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mengembangkan sebuah inovasi dalam bidang pertanian. Para pakar hortikultura kampus ini mengembangkan teknik budi daya tanaman bawang merah melalui teknik penanaman yang berbeda dari sebelumnya yakni dengan cara mengembangkan umbi udara.
Umbi Bawang Merah Muncul di Atas permukaan Tanah

Ir Eddy Tri Haryanto MP menjelaskan, jika sebelumnya budi daya tanaman bawang merah melalui umbi, maka inovasi terbaru ini menggunakan umbi udara. Dia menjelaskan, umbi udara adalah umbi yang keluar dari organ generatif atau tangkai bunga.

"Uji coba budi daya bawang merah melalui umbi udara ini baru pertama kali dikembangkan di Indonesia," kata Eddy di Solo, Jawa Tengah, Senin (19/1/2014).

Menurut riset uji coba yang dilakukan sejak 2012 lalu, produktivitas bawang merah dengan teknik penanaman model umbi udara meningkat hingga 130 persen dibandingkan dengan menggunakan umbi biasa. Tidak hanya itu, bahkan biaya produksinya juga jauh lebih efisien dan murah dibanding dengan cara budidaya yang konfensional.

"Biaya produksi untuk satu hektare lahan bisa ditekan hingga 60 persennya," imbuh Eddy.

Peneliti dari Fakultas Pertanian UNS ini juga menemukan metode pengembangbiakan bawang merah dengan biji. Hasil risetnya menunjukkan, metode biji meningkatkan produktivitas tanaman hingga 60 persen ketimbang menggunakan umbi. Kendalanya adalah petani masih kesulitan membuat bibit umbi hasil biji.

"Saya harap akan ada pihak yang mampu mengembangkan tanaman bawang merah khusus untuk bibit. Sebab akan membantu petani karena budi daya dengan bibit bisa menghemat biaya produksi hingga 30 persen," ujar Eddy.

Eddy mengemukakan bahwa bila merujuk data Biro Pusat Statistik (BPS), selama 10 tahun terakhir produktivitas bawang di Indonesia terus menurun. Jika hal tersebut dibiarkan, maka impor bawang merah akan membanjiri pangsa pasar di Indonesia dan mematikan petani lokal.

Parahnya lagi, produktivitas bawang merah di Indonesia hanya mencapai sembilan ton per hektare tersebut diwarnai dengan banyaknya umbi bawang merah yang mengalami infeksi virus. Akibatnya, mutu bibit rendah dan rentan terhadap serangan penyakit. Upaya peningkatan produktivitas bawang merah juga masih membutuhkan biaya tinggi untuk pembibitan dan pestisida.

"Biaya produksi untuk budi daya bawang merah mencapai Rp50 juta per hektarenya. Sedang harga ketika panen hanya sekira Rp6.000 per kilo sehingga pendapatan petani sangat kecil bila dibandingkan modal yang dikeluarkan," tuturnya.

Berarti selama ini potensi maksimal keuntungan petani bawang merah dalam satu musim tanam hanya 8% saja. Untuk itu inovasi seperti ini sangatlah penting untuk dikembangkan. Sehingga margin antara biaya produksi dengan hasil yang diperoleh sangat dirasakan dampaknya oleh petani di Indonesia. (drm/ mediatani.com)

Lainnya di Media Tani :
MT  Teknik Budidaya Tanaman Jahe dalam Karung (Bag Culture)
MT  Mempelajari Ilmu Usaha Tani
MT  Melirik Prospek Ekonomi Budidaya Tanaman Obat
MT  Ganyong, Salah Satu Sumber Bahan Pangan Alternatif
MT  Buah-buahan Langka Yang Digemari Di Indonesia
MT  Agar Tanaman Cabe Tetap Sehat di Musim Hujan
MT  Perbedaan Berbagai Jenis Buah Mangga Lokal